BAB:1.
Assalamualaikum, . Selamat membaca semoga bermanfa'at. .
[Menuju Profil Wanita Islam Sejati] ------------- Wanita adalah denyut nadi kehidupan. Berbicara tentang wanita, berarti juga membicarakan kehidupan itu sendiri secara keseluruhan, "al-mar'atu 'imadu'l bilad" (wanita itu tiang negara). Bila wanitanya baik, baik pula kondisi negara tersebut. Dalam ajaran Islam, terdapat bagian yang mengatur perihidup wanita, agar mereka yang pada dasarnya telah mendapat tempat mulia itu, menjadi wanita Islam yang sejati. Wanita Islam yang tak keluar dari rel fisabilillah. Wanita seperti itu terbentuk dari potensi fitrah yang ruhaniyah, fikriyah, dan jasadiyahnya tunduk pada aturan Allah dan RasulNya serta bisa menjalankan peranannya (menyangkut haq dan kewajiban) dengan baik dan benar, sehingga Allah ridha atasnya. Seperti telah disinggung di atas, dalam pandangan Islam, wanita yang baik adalah wanita yang seoptimal mungkin menurut konsep Al-Qur'an dan As-Sunnah. Ia wanita yang mampu menyelaraskan fungsi, haq, dan kewajibannya : - Seorang hamba Allah (QS. 9 : 71). - Seorang istri (QS. 4 : 34). - Seorang ibu (QS. 2 : 233). - Warga masyarakat (QS. 25 : 33). - Da'iyah (QS. 3 : 104-110). *** Sekilas Profil Muslimah di Zaman Rasulullah SAW Sejarah telah mencatat dengan tinta emas, sejumlah nama sahabiyah di balik kecemerlangan dan kejayaan islam. Khadijah binti Khuwalid, Fathimah Az-Zahra, Aisyah, dan lain-lain. Mereka wanita Islam yang telah teruji sebagai individu yang bertaqwa kepada Allah, menjunjung tinggi risalah yang dibawa Rasulullah. Mereka muslimah dengan kepedulian sosial yang tinggi terhadap sesama manusia dan sesama makhluk Allah. Merekalah sosok istri yang benar-benar bisa mendukung dan membahagiakan suami mereka di jalan Allah. Merekalah ummahat yang berhasil dalam tarbiyatul awlaad, yang dapat mencetak keturunan generasi kebanggaan Islam. Mereka juga merupakan sosok da'iyah yang tak pernah berhenti dari da'wah ilaLlah, yang senantiasa mengadakan pendekatan ke ummat. Maka di manakah lagi bisa kita temukan profil atau sosok wanita yang lebih baik dari yang demikian itu? *** Fenomena Muslimah Hari Ini Jika melihat sosok sahabiyah di atas, kemudian di bandingkan dengan sosok wanita Islam hari ini, maka secara jujur terlihat suatu rentangan yang amat jauh. Memang banyak muslimah di dalam masyarakat yang telah menyadari fungsi, hak, kewajiban, dan peranan mereka dalam Islam. Tetapi ternyata lebih banyak lagi yang belum menyadari atau bahkan melarikan diri dari hal tersebut. Ini suatu realita yang tak dapat kita sangkal. Dalam buku Petunjuk Jalan Hidup Wanita Islam yang ditulis oleh beberapa ulama pada Pusat Studi dan Penelitian Islam Mesir, wanita-wanita yang mengaku beragama Islam di dunia ini dibagi ke dalam beberapa golongan. Pertama, ------------- wanita Islam yang bingung. Wanita seperti dibesarkan dalam alam tradisional sehingga ia harus menghormati adat istiadat dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan adat tersebut. Wanita jenis ini tidak selamanya dibesarkan di antara kaum yang tidak menyukai Islam, malah ia dibesarkan dalam suatu masyarakat yang berpegang teguh pada agama, memelihara beberapa syari'at, menunaikan berbagai ibadah, yang dilakukan semata-mata hanya karena menghormati kehendak orangtuanya. Patuh kepada tradisi nenek moyangnya, disebabkan karena kurangnya pendidikan agama dan tidak adanya bimbingan yang baik dan benar. Wanita seperti ini biasanya tidak akan mampu melawan arus globalisasi jahiliyyah yang kini melanda dunia. Ia merupakan pemahaman, dan daya tanggapnya lemah. Malah kosong sama sekali. Kedua, ------------- wanita Islam yang tidak stabil. Wanita jenis ini senantiasa berada dalam pergolakan yang sengit antara barbagai daya tarik duniawi yang beragam, propaganda modernisasi yang salah kaprah dan antara apa yang dikenal dan dipelajarinya dalam Islam. Wanita seperti ini biasanya akan goyang imannya bila keimanan ukhrawinya terbentur dengan gemerlapnya dunia. Wanita jenis ini nantinya menapakkan satu kakinya di jalur Islam dan kaki yang lain di jalur yang lain pula. Ia kemungkinan besar akan terkena murka Allah. Meraka tak mau masuk Islam secara kaffah. Mereka, karena sikap tak stabil ini hanya menyembah, beribadah pada Allah 'di tepi-tepi saja'. (QS. 22 : 22).
Komentar