Dalam kitab"Tanbihul Mughtarrin", karya Imam Abdul Wahab asy-Sya'rani, halaman 101-102, cetakan "Dar al-Kutub al-Islamiyyah", Kalibata – Jakarta Selatan disebutkan sebagai berikut:
Artinya: "Di antara akhlak-akhlak ulama salaf shaleh, semoga Allah ta'ala meridhai mereka !, adalah mereka sering berziarah ke makam-makam kaum muslimin, karena mengamalkan hadits Nabi saw:
Artinya:
زوروا القبور فانها تذكركم الأخرة
(ZUURUL QUBUURA, FAINNAHA TUDZAKKIRUKUMUL AAKHIRATA).
"Ziarahlah kalian ke makam-makam kaum muslimin ! Karena, sesungguhnya ziarah itu mengingatkan kalian kepada akherat." (Hadits Shohih riwayat Abu Hurairah).
Bagaimana dengan orang-orang yang mengaku "Manhaj Salaf", tapi akhlak mereka bertentangan dengan akhlak-akhlak ulama salaf shaleh. Karena, mereka sering memvonis kepada orang-orang yang suka berziarah kubur dengan sebutan "Kuburiyyun (Golongan Penyembah Kuburan)"?
Padahal, ziarah itu bisa dijadikan sebagai "i'tibar (bahan pelajaran) bagi para peziarah, sehingga dapat mempunyai beberapa fungsi, di antaranya:
1. Dapat mengingatkan kepada akherat (kematian).
2. Dapat mencegah dari perbuatan-perbuatan maksiat.
3. Dapat melembutkan hati bagi orang yang berhati keras.
4. Dapat menghilangkan kegembiraan dunia, sehingga lupa dengan kehidupan akherat.
5. Dapat meringankan musibah (bencana).
6. Dapat menolak kotoran hati.
7. Dapat mengukuhkan hati, sehingga tidak terpengaruh dari ajakan-ajakan yang dapat menimbulkan dosa.
8. Dapat merasakan bagaimana keadaan seseorang itu ketika menghadapi ajalnya (sakaratul maut).
Sumber: sarkub
Komentar